Senin, 30 Desember 2013

Cara Ratu Atut Habiskan Rp 1 Miliar untuk Dandan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Banten Atut Chosiyah gemar mengenakan barang-barang mewah. Ketika diperiksa KPK pun ia tetap modis (foto-foto Atut di KPK di sini). Bila berpesiar ke luar negeri, ia mampir ke gerai-gerai dan belanja hingga ratusan juta rupiah. Bila semua barang-barang itu dipakai, nilainya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Lupakan bahwa gaya hidup mewah itu menuai pertanyaan. Misalnya, belanja Atut dinilai jomplang dengan gajinya. Keluarga Atut sendiri mengatakan Atut memang berasal dari keluarga pengusaha. Di sini kita cuma bicara dandanannya.

Dalam catatan Tempo, ia pernah tercatat dandan di salon Peter Saerang dan membayar Rp 5 juta untuk layanan di salon tersebut. Ia juga pernah membelanjakan Rp 40 juta untuk parfum Bvlgari. Tentu saja ia tak membelinya di Serang, bahkan juga bukan di Jakarta. Ia membeli parfum itu di Singapura pada September 2011.

Perhiasannya sangat berkelas. Menurut sumber Tempo, ia pernah mengeluarkan duit Rp 150 juta untuk membeli perhiasan di Flower Diamond Boutique, juga di Singapura, tapi pada waktu yang berbeda. Langganan pergi ke Singapura, ia membelinya dalam kunjungan pada Maret 2012.

Lihat jamnya, mungkin bermerek Le Mercier. Harganya Rp 100 juta. Bila bukan Le Mercier, kemungkinan besar Sincere. Ia disebutkan membelinya Rp 295 juta. Wow, ia membeli keduanya dalam keberangkatan ke Singapura dua bulan kemudian. Oh ya, pada April ia cuma mampir ke kota itu karena langsung ke Seoul.

Nah, sudah berapa nilai totalnya? Baru sekitar setengah miliar. Baiklah, pasangkan bajunya yang keluaran Alta Moda. Ia pernah membeli baju merek tersohor itu Rp 50 juta. Kali ini ia membelinya di Jakarta.

Masukkan juga tas Hermes-nya yang ia beli di Tokyo. Data Tempo menunjukkan ia pernah membeli tas kenamaan ini di ibu kota Jepang itu pada Februari 2012. Memang bukan yang berharga Rp 1 miliar, cuma Rp 450 juta, tapi tetap saja seharga 6.000 tas anak sekolah. (Baca pula: Menenteng Tas Ini, Atut Akan Serasa Berkelas).

Ia juga mengoleksi  tas Louis Vuitton yang dibeli dengan harga Rp 80 juta di Singapura pada Januari 2012 dan Gucci seharga Rp 20 juta.

Sepatunya tentu saja tak kalah mahal. Koleksi Atut di antaranya Christian Louboutin seharga Rp 25 juta dan Salvatore Ferragamo yang ditebus Rp 30 juta. Yang terakhir dibeli bersamaan dengan tas  Louis Vuitton. Nah, berapa harga dandanan Atut?

Pendapat :
            Menurut saya tentang sebuah fenomena seorang pejabat/wakil rakyat yang hidup bermewah-mewahan adalah sudah menjadi sebuah kewajaran yang terjadi di Negara Indonesia dan mungkin ini sudah menjadi sebuah gaya hidup yang menjamur bagi para pejabat-pejabat atau petinggi-petinggi negeri ini.
            Di dalam artikel ini dikatakan bahwa gubernur Ibu Ratu Atut gemar berbelanja barang mewah dan berpergian ke luar negeri dengan menghabiskan dana yang cukup banyak.  Tetapi jauh dari itu semua terjadi kesenjangan social yang terjadi diwilayah Ibu Ratu Atut memerintah, masih banyak anak-anak yang masih putus sekolah,angka kemiskinan yang masih relative tinggi, kesehatan masyarakat yang masih kurang perhatian serta hal-hal lain yang tidak dapat diuraikan satu per satu.
            Seharusnya sebagai seorang wakil rakyat yang sudah menjadi kepercayaan rakyat. Seorang pejabat tinggi daerah/negeri tidak melakukan hal-hal yang berlebihan dengan hidup bermewah-mewahan . Sedangkan rakyat yang dipimpin olehnya harus berjuang mati-matian untuk dapat bertahan hidup dengan cara mereka sendiri.
            Bukan hal yang salah apabila seorang pejabat hidup dengan gaya mewah tetapi apabila biaya untuk itu semua buka berasal dari uang rakyat dan bukan berarti saya menuduh pejabat hidup mewah dengan uang rakyat hanya sebagian oknum yang melakukan.
            Kini pertanyaan saya adalah pantaskan seorang pejabat berhidup mewah-mewahan disaat yang bersamaan rakyatnya sedang kelaparan?
Sumber Artikel :

Taufik Maulana/1KA02/SISTEM INFOR MASI

Senin, 25 November 2013

Soft Skill



Bawa Jazz, Pelajar Ini Seruduk Pengedara Motor hingga Tewas.
Senin, 25 November 2013 18:09 wib

PEKANBARU- Kecelakaan yang melibatkan pelajar kembali terjadi. Kali ini seorang pelajar di Riau yakni Amanta (19) yang mengendarai mobil Honda Jazz dan menabrak pengendara motor.

            Akibat insiden itu, salah seorang pengedara motor yakni Elly (39) tewas di tempat karena mengalami pendarahaan hebat. Sementara Yurizal yang mengemudikan motor mengalami kritis.

            Peristiwa ini terjadi siang tadi di jalan Lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di KM 105 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Riau, Senin (25/11/2013).

            "Honda Jazz bergerak dari Pekanbaru menuju Sumbar melaju dengan kecepatan tinggi. Di tingkungan, mobil kehilangan kendali dan menabrak motor jenis Bajaj Pulsar yang melaju dari arah berlawan," kata Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyoni.

            Begitu mendapat informasi, polisi langsung bergerak dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Korban luka dirujuk ke Puskesmas terdekat, dan korban meninggal dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan.

            "Pelajar itu sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan kita amankan," ucap Ery.

PENDAPAT :
            Lagi dan lagi kita mendengar kejadian bahwa adanya tabrakan yang terjadi karena disebabkan oleh seorang anak yang masih di bawah umur. Ini kembali mengingatkan lagi kita kepada kejadian yang beberapa waktu lalu menimpa anak dari musisi Ahmad Dhani yang dimana anak bungsunya mengalami kecelakan mobil yang mengangkibatkan tewasnya beberapa orang dalam kecelakan tersebut. Dimana putra bungsu dari Ahmad Dhani masih berada di bawah umur.
            Tidak lama dari kasus itu bergulir polisi gencar mengadakan razia terhadap pengemudi dibawah umur disejumlah daerah. Namun saying sekali lagi-lagi ini hanyalah tindakan musiman yang dilakukan oleh penegak hukum karena, apabila polisi benar-benar dalam menegakkan hukum maka tidak akan ada lagi yang mengalami hal serupa seperti apa yang telah terjadi di Pekanbaru.


Sumber :  
 

Minggu, 27 Oktober 2013

Soft Skill



Warga Terhibur Lihat Festival Budaya Jakarta Marathon


Minggu, 27 Oktober 2013 - 14:23 wib

JAKARTA - Mandiri Marathon yang pertama kali diselenggarakan di Jakarta terbukti mampu menggugah minat warga Jakarta untuk meramaikan event olahraga ini. Mereka sekaligus menikmati festival budaya yang disuguhkan.

          "Demi mewujudkan Jakarta yang lebih manusiawi, acara seperti ini harus sering diadakan. Saya mengapresiasi sekali acara ini, bagus untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya kita," kata Salim warga Jakarta ketika ditemui Okezone saat menonton festival budaya di sekitaran Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/10/2013).

          Hal serupa juga dikatakan oleh istrinya, bahwa acara ini harus lebih ditingkatkan lagi. "Kalau bisa sebulan sekali ya ada panggung budaya semacam ini. Kita yang lewat olahraga jadi terhibur dengan musik-musik yang disajikan. Dan, tentunya acara ini menjadi salah satu promosi di bidang kesenian maupun pariwisata," sahut Ani.

          Pasangan suami istri ini mengaku hampir setiap Minggu bersepeda mengitari Menteng hingga Senayan. Hal ini dilakukannya untuk tetap menjaga kebugaran serta mencari hiburan setelah pensiun bekerja. Ia berharap dari acara ini Jakarta dapat dikenal baik sebagai kota yang aman dikunjungi.

          "Saya selalu dukung kebijakan pemerintah DKI yang kini sering membuat acara panggung budaya atau hiburan secara gratis. Kalau bisa ketiga panggung itu ditempatkan di Monas, Bundaran HI, dan di sekitaran Senayan. Jadi, kita olahraga sambil rekreasi," ujarnya.

          Hal serupa juga disampaikan oleh Anton, warga Kemanggisan, Jakarta Barat. "Sudah cukup bagus acaranya. Kalau bisa sih ditingkatkan lagi. Mungkin sosialisasinya yang masih kurang karena tadi masih terlihat masyarakat yang protes jalannya ditutup. Ke depan, mungkin harus bisa lebih baik," tuturnya.

         
Mandiri Jakarta Marathon merupakan event dunia yang pertama kali diselenggarakan di Jakarta, tepatnya di lapangan silang Monas. Acara ini tidak hanya menampilkan event olahraga bergengsi di dunia, melainkan juga sebagai ajang menempatkan Jakarta sebagai destinasi wisata olahraga.

Pendapat :
          Acara yang baru diselenggarakan ini memang sangat bagus dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah khususnya DKI memang akhir-akhir ini sangat inovatif tetapi dalam hal ini ada sisi negatifnya yaitu kurangnya sosialisasi tentang Jakarta marathon terutama tentang penutupan sejumlah jalan-jalan utama yang ada di ibu kota yang dimana itu sangat disayangkan sekali walaupun kegiatan tersebut dilakukan pada hari libur kerja tetapi tetap saja mesti harus ada sosialisasi atau setidaknya pemberitahuan melalui media masa bukan broadcat message BBM karena tidak semua orang menggunakan Black Berry dan mengakibatkan kerugian dari segi waktu.

Nama : Taufik Maulana/1KA02/18113820



Minggu, 20 Oktober 2013

Soft Skill M4



Bentrok TNI vs Brimob Gara-Gara Rebutan Rokok
Fahmi Firdaus – Okezone



JAKARTA - Keributan antara oknum anggota TNI dengan Brimob di Venus Karaoke, Depok Town Square, Jalan Raya Margonda, Depok, dini hari tadi, ternyata hanya dipicu masalah sepele.

            "Jadi selisih paham anggota dari Batalion Perhub dan Korstrad dengan anggota Brimob, masing-masing ada korban. Berawal dari minta rokok, saling minta rokok, entah siapa mulai duluan, di situlah salah pahamnya," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (19/10/2013).

            Saat ini, kata dia, Denpom TNI AD telah memeriksa lima orang yang diduga terlibat bentrokan tersebut. "Diperiksa Denpom lima orang. Pelaku akan diproses. Kita sudah kasih tahu komandan satuannya. Kita suruh membina," tegasnya.

            Kendati demikian, Hudawi belum bisa memastikan sanksi apa yang akan dijatuhkan jika mereka terbukti bersalah. "Setelah hasil pemeriksaan, kita lihat dulu. Kalau terbukti tentu ada pelanggaran, pasti kita berikan sanksi," jelas jenderal bintang dua ini.

            Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, empat orang berambut cepak yang mengaku dari Brigif 17 mengeroyok oknum anggota Brimob yang sedang berdiri di lobi Venus Karaoke.

            Akibat insiden ini, satu anggota Brimob, Bripda Sugandi, mengalami luka tusuk dan dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Sementara seorang anggota TNI Denhub 1/Kostrad Ciluar, Serda Kolil Azis, mengalami luka di bagian wajah.   


Pendapat :
            


            Masih sama seperti dulu kedua instasi negara tersebut sama-sama menjalankan tugasnya masing-masing..
            Tugas dan fungsi TNI yang utama adalah menjaga NKRI dari ancaman DN & LN baik ancaman fisik dan nonfisik. Yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh polri dan komponen cadangan dan pendukung. Saat ini sudah tidak melaksanakan fungsi politik seperti zaman orba yang dikenal dwifungsi abri. Contoh mereka sudah tidak duduk di dpr/mpr lagi saat ini.
            Tugas polri yang menangani keamanan dalam negeri terlihat agak kedodoran, terlihat dari banyak bentrokan antar warga, mahasiswa yang tidak tertangani sampai tuntas.
            Mengingat permasalahan yang sering terjadi antara oknum TNi ataupun oknum  Brimob yang sering kali masyarakat terjadi perselisihan yang mengakibatkan perkelahian yang dimana tidak jarang pula harus memakan korban baik luka ringan ataupun berat. Seperti yang sudah saya jelaskan sedikit tentang tugas ke dua instansi ini diatas, TNI atau Brimob adalah dua komponen vital yang dimana kalau mereka berdua tidak dapat berkerjasama dengan baik apa yang akan terjadi dengan Negara ini.
            Permasalahan yang cukup sepele hanya karena sebuah rokok tidak perlulah hingga mengakibatkan bentrok atau perselisihan yang berlebih. Masyarakat kini telah kritis dan pandai dalam memberikan opini atau pendapat mereka terhadap suatu persoalan yang ada. Apabila TNI dan Brimob masih sering terjadi bentrok lalu masih adakah dinegeri ini instansi-instansi pemerintah yang dapat member contoh yang baik,yang member keamanan terhadap masyarakatnya.
            Tidak salah apabila banyak masyarakat yang beranggapan negative tentang ke dua instansi ini dan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadapan instansi ini dan beberapa instansi lainnya.
 

 Sumber : 


TAUFIK MAULANA/1KA02/18113806