PENGANTAR TELEMATIKA
1 1. DEFINISI TELEMATIKA.
Kata
Telematika berasal dari bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang berarti bertemunya
sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika
merujuk pada cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari
perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika. Istilah
Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi
perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa
TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai
wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics
juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan
teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan
istilah konvergensi.
2.
MEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN PADA TELEMATIKA.
1. Internet
Internet merupakan salah satu media
utama dalam telematika, mengapa? Karena dengan internet, manusia dapat
berkomunikasi satu sama lain. Internet dapat menghubungkan satu komputer dengan
komputer lainnya. Dengan internet, kita dapat bertukar email maupun chatting
atau hanya sekedar browsing untuk mendapatkna sebuah informasi.
2. Handphone atau Smartphone
Media lainnya
adalah telepon, karena telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga
telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon
sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi.
Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing.
3.Komputer
Komputer merupakan media teknologi
informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika.
4. Radio
Radio merupakan media informasi,
sehingga dapat pula digunakan pada telematika.
3. PERKEMBANGAN TELEMATIKA
SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET MUNCUL.
Perkembangan telematika sebelum internet muncul
Ada beberapa tonggak perkembangan
teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan Telematika
hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada
tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan
komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian
diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini
merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi
global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah
transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi
suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh
transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisipada tahun
1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti
oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronikmelalui penemuan transistor pada
tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologielektronika,
yang merupakan cikal bakal Telematika saat ini, mendapatkan momen emasnya pada
era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan
blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika
lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang
angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui
penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor.
Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus
berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat
teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi
analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya.
Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat
komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital.
Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon
seluler.
Di atas infrastruktur
telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia
mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi –
komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad
ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan
mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena
konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi melalui implementasi
teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya
meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
Perkembangan telematika setelah internet muncul
Teknologi
Digital yang merupakan dasar dari teknologi Intenet memiliki kelebihan sebagai
medium komunikasi, dibanding teknologi yang berdasar analog. seperti televisi,
radio dan koran cetak. Kelebihan tersebut antara lain: adanya interaksi, pergantian
isi pesan dapat dilakukan dengan cepat dan isi pesan dapat berupa teks, gambar,
video danInternet masuk ke Indonesia pertama kali tahun 1990 melalui perantara
Wikipedia.com, meskipun sejarah internet sudah ada sejak tahun 70-an. Sebelum
masuk ke kawasan Asia, tentu internet telah menjelajah benua lainnya seperti
Eropa dan telah meninggalkan jejak EuropaNET dan EBONE. Awal kemunculannya di
Indonesia tidak begitu terkenal, para pemakai internet pun masih bersifat
terbatas hanya pada kategori hobby. Namun pada perkembangannya mulai muncul ide
untuk membangun infrastruktur telekomunikasi internet.
Sekitar
tahun 1994 dioperasikan IndoNet sebagai ISP pertama di Indonesia yang bisa
dikata sebagai trobosan yang berani, karena saat itu POSTEL kurang mengetahui
celah dari internet. Pada tahun 1995, pengguna internet dapat mengakses dengan menggunakan
HTTP, dimana Clarissa menjadi provider Indonesia yang memberikan jasa akses
Telbet ke luar negeri.
Pada 1988,
salah satu perusahaan Inggris (CIX) menawarkan E-mail dan Newsgroup kepada
Indonesia dan sekaligus menawarkan jasa HTTP dan FTP. Pada tahun 1989 kembali
perusahan AS menawarkan hal serupa. Berkat adanya tawaran tersebut pengguna
internet di Indonesia mengalami peningkatan. Semua kemudahan yang
diberikan tak lepas dari teknologi jaringan internet itu sendiri. Konsep global
village yang dikemukakan Mc Luhan menyatakan bahwa suatu saat nanti informasi
sangat terbuka dan dapat di akses semua orang. Global village terjadi karena
adanya penyebaran informasi yang cepat di masyarakat, penyebarannya pun
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Seiring berjalannya waktu
konsep ini kembali menjadi trend di masa kini, yaitu teknologi komunikasi
(internet). Konsep yang diusung global village ternyata membawa dampak dalam
perkembangannya. Dampak positif yang kita rasakan ketika dapat mengetahui kabar
seseorang di tempat lain, atau berkomunikasi dengan orang yang jaraknya sangat
jauh dengan kita. Adapun dampak negatifnya yaitu kita menjadi “pecandu”
internet yang lebih sibuk di dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata.
Digital Divide adalah
hal yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan sifatnya
berlapis, keberadaanya dibagi menjadi 2 kubu yang memiliki argument berbeda.
Yang pertama menjelaskan bahwa kesenjangan digital akan memudar seiring dengan waktu,
yang kedua justru berpendapat bahwa digital devide akan terus ada sesuai dengan
pengindikasian yang stabil. Perbedaan ini membuat digital divide berada pada
wilayah kesenjangan yang baik/tidak dan dapat diatasi/tidak. Selanjutnya adalah
information superhighway, media yang memungkinkan kecepatan informasi untuk
menerima data, video, dll. Internet memiliki fungsi yang spektakuler
dalam membantu kehidupan manusia. Dengan menggunakan internet, kita dapat
berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh hanya dengan menggunakan
kemudahan yang disediakan internet, baik secara face to face atau tidak. Tidak
hanya itu, berbagai informasi, berita, film, musik, dan lainnya dapat dinikmati
dari internet tentunya dengan menggunakan situs website yang sesuai. Selain
bisa mendapatkan informasi, kita juga dapat memasukan informasi yang bermanfaat
bagi orang lain dengan menggunakan blog yang tersedia.
Saat ini, internet
dapat menjadi lahan bisnis yang menguntungkan banyak produsen dari suatu produk
dengan melakukan pemasaran menggunakan media internet. Berbagai manfaat ini pun
tidak hanya dirasakan masyarakat, namun industri media juga merasakaannya.
Mereka dapat mengakses berbagai informasi dengan cepat.
4. TELEMATIKA DI INDONESIA.
Ragam
bentuk telematika yang dipaparkan pada Bab II, tidak terlepas dari
perkembangannya di masa lalu. Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika
mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat[17]. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung
akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an.
Periode kedua disebut pengenalan, rentang
wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi.
Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1.
Periode Rintisan
Aneksasi
Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977,
pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan
Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik
serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan
dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai
tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi[18].Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan
pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan
telematika.
Memasuki
tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun
demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi,
telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi
nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal
di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini
dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat
dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun
sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet
diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet
(National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak,
dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet[19].
Penggunaan
teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim
pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis
pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat
olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan”
berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983[20],
persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika
Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”,
“BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka[21].
Periode
rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar
menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an,
teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik
Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta
dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak
akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam
penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang
akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron
Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society —
Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai
penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia“.
Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan
Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah
menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah
dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang
kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian
Development Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK,
1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu),
yang saking besarnya sampai punya beberapageographical relayers; serta tentunya
milis kontroversial seperti APAKABAR[22].
Jaringan
internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan
komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas
dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II,
sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia,
agar email dapat berjalan lancar[23].
2.
Periode Pengenalan
Periode
satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan
dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke
luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas
anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian
disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis
yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet
masuk ke Indonesia pada tahun 1994[24], dan milis
adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada
kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service
Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama,
beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet[25].
Dua
tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran
politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta
nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra
Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi
telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa
krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat
keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat
informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun
1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam
teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan
mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan
warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita
dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia
untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah
yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi
pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan
telematika di Indonesia.
Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam
kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses
pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada
tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus
Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di
Indonesia.
3.
Periode Aplikasi
Reformasi
yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa
aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer,
internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan
dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan
secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium
ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi
juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat
berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang
saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal
era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan
telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya
formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.
50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang
sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai
bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya,
teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh
hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang
canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet
juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer
demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor,
multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point.
Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan
gratis.
Terkait
dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu,
Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular
yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu,
dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada
masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen.
Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik
sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai
angka pengguna 2,5 juta.
Data
statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di
Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih
intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali[28].
Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus
terus ditumbuhkembangkan.
Selama
perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini,
membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan
meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk.
Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang
untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat
terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan
banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain
yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat
berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
5.
HARAPAN ANDA DENGAN ADANYA TELEMATIKA DI INDONESIA.
Saya berharap
dengan berkembangnya pertumbuhan teknologi dan internet Indonesia mampu
mengikutinya dengan baik terutama dibidang IT dan SI termasuk Telematikanya dan
mampu mengejar ketertinggalanya dengan Negara – Negara lainya yang sudah maju
lebi dahulu dibidang IT dan SI terutama telematikanya.
6. SUMBER