DIKSI
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata
pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih
memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan
peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan
ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang
tinggi.
A. Definisi Diksi
Pilihan kata atau
Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita
ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana
yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
B. Fungsi Diksi
Fungsi dari diksi
antara lain :
§
Membuat pembaca atau pendengar mengerti
secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara
atau penulis.
§
Untuk mencapai target komunikasi yang
efektif.
§
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan
secara verbal.
§
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
C. Elemen Diksi
Diksi
terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata
benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
1) FONEM
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah
bahasa yang masih bias menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang
berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi
dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem
/k/. Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya
bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi],
[profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.
2) SILABEL
Suku kata atau silabel (bahasa Yunani: συλλαβή sullabē) adalah unit
pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Sebagai contoh,
kata wiki terdiri dari dua suku kata: wi dan ki. Silabel sering dianggap
sebagai unit pembangun fonologis kata karena dapat mempengaruhi ritme dan
artikulasi suatu kata.
3) KONJUNGSI
Konjungsi kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta. Preposisi dan konjungsi
adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya
adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
4) NOMINA
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda
dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal
dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang
menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta). Selain
itu, jenis kata ini juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau
nama diri (proper noun) dan kata benda umum atau nama jenis (common noun). Kata
benda nama diri adalah kata benda yang mewakili suatu entitas tertentu
(misalnya Jakarta atau Ali), sedangkan kata benda umum adalah sebaliknya,
menjelaskan suatu kelas entitas (misalnya kota atau orang).
5) VERBA
Verba (bahasa Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas
kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian
dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa
atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata
kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola),
serta kata kerja intransitive yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari.
6) INFLEKSI
Adalah proses penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang
mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau
aspek.
7) HUBUNGAN
8) UTERANS
D. Fungsi Diksi
Fungsi Pilihan kata
atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas.
Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi
untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan
adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih
runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
E. Syarat-Syarat Pemilihan Kata
1. Makna Denotatif dan
Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering
disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu
kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau
pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya
misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna
denotative adalah kamar yang kecil.
2. Makna Umum dan Makna
Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata
yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum,
sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh
lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele
lokal, lele Jumbo.
3. Kata Konkrit dan Kata
Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra.
Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata
abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya
perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis
dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan
menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya
bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
5. Kata Ilmiah dan Kata
Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh
kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti
karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu
digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan
dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
6. Antonim.
Merupakan ungkapan
(berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna
/ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar
berantonim dengan kata kecil.
7.Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
8.Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
9.Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
10.Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
11.Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
12.Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
F. Manfaat Diksi
1. Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif,
bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaan
2. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang
mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga
dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Referensi :
2. http://teorikux.blogspot.com/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
3. http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/
4. http://lisnaaswida.blogspot.com/2012/04/diksi-bab-i-pendahuluan-1.html
5. http://ulfamvn.blogspot.co.id/2014/10/tugas-3-diksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar