FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
a) Fisik
Didasarkan
pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
b) Emosional
Didasarkan
pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subyektif.
c) Rasional
Didasarkan
pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
d) Praktikal
Didasarkan
pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.
e) Interpersonal
Didasarkan
pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
f) Struktural
Didasarkan
pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya,
John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau
wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam
pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan risiko.
Pertama,
nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan
seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu
keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses
belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu
bahkan tidak berpikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik
oleh kesempatan untuk menang.
Kedua,
kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh
terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional
versus objektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi
ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau
suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang
lain mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan kekuasaannya
secara pribadi.
Ketiga,
kecenderungan terhadap pengambilan risiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam
membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi
risiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut.
Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan risiko
adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil
keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya.
Lebih sulit membuat keputusan di bawah ketidakpastian dibanding di bawah
kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki
dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas strategi lainnya.
Selanjutnya
Dalam Judul Skripsi Pengambilan Keputusan yang tepat yang disusun
Sumaryanto Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, dalam pengambilan keputusan
ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1. Posisi
kedudukan
Dalam
kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat,
apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan
(decision taker), ataukah staff (staffer).
2. Masalah
Masalah
atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat
dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan
memerlukan riset tersendiri.
3. Situasi
Situasi
adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain,
dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang
berubah-ubah.
4. Kondisi
Kondisi
adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik
tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan
usaha, pada umumnya telah tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah
ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau obyektif.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pilihan Yang Etis
1. Manajer
Manajer
membawa pengaruh berupa kepribadian dan perilaku terhadap pekerjaan. Kebutuhan
pribadi, pengaruh keluarga, dan latar belakang agama seluruhnya membentuk
sistem nilai seorang manajer. Karakteristik pribadi yang khusus, seperti
kekuatan ego, percaya diri, dan rasa kebebasan yang kuat memungkinkan manajer
untuk membuat keputusan yang etis.
Satu karakter pribadi yang penting
adalah tahap perkembangan moral. Pada tahap pra konvensional, individu
memerhatikan penghargaan dan hukuman dari eksternal dan mematuhi otoritas untuk
menghindari konsekuensi pribadi yang fatal. Dalam konteks organisasi, tahap ini
dapat dihubungkan dengan para manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan
otoriter atau memaksa, dengan karyawan yang berorientasi pada pencapaian tugas
tertentu. Pada tahap kedua, yang disebut sebagai tahap konvensi, orang mulai
belajar untuk memenuhi ekspektasi perilaku yang baik seperti yang dimaksudkan
oleh para kolega, keluarga, teman, dan masyarakat.
Kolaborasi kelompok kerja merupakan
cara yang lebih disukai untuk pencapaian tujuan organisasi dan manajer
menggunakan gaya kepemimpinan yang mendorong hubungan antar pribadi dan kerja
sama. Pada tahap pasca konvensional atau tahap berprinsip, para individu
dipandu oleh sekumpulan nilai dan standar internal bahkan akan melanggar aturan
atau hukum yang bertentangan dengan prinsip ini.
2. Organisasi
Dalam organisasi, pengaruh yang
penting terhadap perilaku yang etis adalah adanya norma dan nilai tim,
departemen, dan organisasi secara keseluruhan. Riset menunjukkan bahwa
nilai-nilai ini sangat memengaruhi tindakan dan proses pengambilan keputusan
oleh karyawan. Secara khusus, budaya perusahaan memungkinkan karyawan tahu
keyakinan dan perilaku seperti apa yang didukung oleh perusahaan dan seperti
apa yang tidak dapat ditoleransi oleh perlahan.
Budaya dapat diamati untuk melihat
jenis-jenis sinyal etika yang diberikan kepada para karyawan. Standar etika
yang tinggi dapat ditegaskan dan dikomunikasikan melalui penghargaan publik
atau upacara resmi.
Budaya bukanlah satu-satunya aspek
dari organisasi yang memengaruhi etika, namun merupakan suatu kekuatan yang
besar karena menentukan nilai-nilai perusahaan. Aspek organisasi yang lain,
seperti aturan dan kebijakan yang eksplisit, sistem seleksi, penekanan pada
standar hukum dan profesional. Serta proses kepemimpinan dan pengambilan
keputusan, juga dapat memengaruhi nilai etika dan proses pengambilan keputusan
oleh manajer.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar