Pesawat Habibie
& Harga Diri Bangsa
Memgudaranya pesawat
N250 di langit Indonesia pada 1995 silam menjadi tanda kebangkitan teknologi
dirgantara Tanah Air. Pada waktu itu, Menristek Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ
Habibie) dengan bangga memploklamirkan di hadapan Presiden RI ke-2 Soeharto. Seluruh
mata dunia terbelalak dengan mengangkasanya N-250 di langit Indonesia. Bumi
pertiwi mendadak harum, negara-negara di Asia bahkan dunia tercengang kagum dan
juga segan. Sulit melukiskan bagaimana suasana pada saat itu begitu bahagia dan
haru. Gegap gempita dan tepuk tangan riuh dari para hadirin yang memadati
lokasi pertama kali pesawat buatan Indonesia diterbangkan.
Terlihat wajah sumringah Pak Harto dan Ibu Tien yang bangga akan kemajuan teknologi Indonesia, sambil menyalami Habibie dan pilot yang menerbangakan N250 si Gatot Kaca.Akan tetapi, mimpi besar Habibie itu harus sirna karena desakan politik. Namun demikian, Habibie tak pantang menyerah. Dalam sambutannya di hari Hakteknas, Kamis lalu, dia berseru akan memperjuangkan agar teknologi dirgantara bangkit kembali.
Dia tidak ingin orang bangsa lain menyebut Indonesia bangsa yang bodoh, lantaran tidak menelurkan teknologi. Nah, memulai dari teknologi kedirgantaraan, Indonesia akan kembali dipandang sebagai bangsa yang punya harga diri.
Tekad Habibie menghidupkan kembali suksesor si Gatot Kaca (N250), yakni Regio Prop (R8) yang merupakan pesawat buatan Indonesia masa depan, sebentar lagi akan diproduksi di IPTN. Pada 2018 diharapkan sudah rampung.Melalui Regio Prop, yang merupakan pesawat angkut dengan jumlah penumpang 70-80 orang menjadi bukti, bahwa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara maju lainnya penghasil pesawat terbang.
Sebagai bangsa besar, dengan jumlah populasi besar, generasi muda saat ini diharapkan mampu menjadi pioneer terkait penciptaan karya maupun inovasi teknologi, yang bisa memberi manfaat atau kontribusi serta memiliki daya saing tinggi terhadap produk luar. Sekarang ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah mendorong anak-anak muda agar bisa lebih kreatif, dan tidak salah arah.
Mampukan Gatot Kaca kembali membelah angkasa Bumi Pertiwi?
Terlihat wajah sumringah Pak Harto dan Ibu Tien yang bangga akan kemajuan teknologi Indonesia, sambil menyalami Habibie dan pilot yang menerbangakan N250 si Gatot Kaca.Akan tetapi, mimpi besar Habibie itu harus sirna karena desakan politik. Namun demikian, Habibie tak pantang menyerah. Dalam sambutannya di hari Hakteknas, Kamis lalu, dia berseru akan memperjuangkan agar teknologi dirgantara bangkit kembali.
Dia tidak ingin orang bangsa lain menyebut Indonesia bangsa yang bodoh, lantaran tidak menelurkan teknologi. Nah, memulai dari teknologi kedirgantaraan, Indonesia akan kembali dipandang sebagai bangsa yang punya harga diri.
Tekad Habibie menghidupkan kembali suksesor si Gatot Kaca (N250), yakni Regio Prop (R8) yang merupakan pesawat buatan Indonesia masa depan, sebentar lagi akan diproduksi di IPTN. Pada 2018 diharapkan sudah rampung.Melalui Regio Prop, yang merupakan pesawat angkut dengan jumlah penumpang 70-80 orang menjadi bukti, bahwa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara maju lainnya penghasil pesawat terbang.
Sebagai bangsa besar, dengan jumlah populasi besar, generasi muda saat ini diharapkan mampu menjadi pioneer terkait penciptaan karya maupun inovasi teknologi, yang bisa memberi manfaat atau kontribusi serta memiliki daya saing tinggi terhadap produk luar. Sekarang ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah mendorong anak-anak muda agar bisa lebih kreatif, dan tidak salah arah.
Mampukan Gatot Kaca kembali membelah angkasa Bumi Pertiwi?
Pendapat
:
Sebelum saya memberikan pendapat saya tentang
permasalahan diatas sebelumnya saya ingin menjelaskan alas an mengapa saya
memposting ini ke dalam Blog saya. Alasannya adalah karena saya menyukai sosok
Pak B.J. Habbie dan karena saya cukup prihatin dengan bangsa ini dan terakhir.
Pesawat
Gatot Kaca buatan Pak B.J Habibie adalah mungkin pesawat buatan pertama yang
dibuat oleh anak bangsa. Pesawat ini adalah pesawat yang
dirancang,dirakit,,dibuat dan diterbangkan yang seluruh crewnya adalah berasal
dari bangsa ini yaitu bangsa Indonesia. Berbicara tentang Pesawat Gatot Kaca
saya teringat sebuah film karya Hanung Bramantiyo tentang perjalan cinta Pak
B.J Habibie dan Ibu Ainun yaitu “ CINTA SEJATI “ disalah satu bagian film
dimana saat detik-detik penerbangan pesawat Gatot Kaca ada salah satu wartawan
yang berbicara dengan teman wartawannya tentang pesawat Gatot Kaca. Di film itu
waratawan tertsebut membadingkan bahwa pesawat luar lebih hebat dari pesawat
bangsa sendiri dengan perbandingan bahwa pesawat luar mampu lolos dari tembakan
musuh, sedangkan pesawat Indonesia tanpa ditembakipun akan jatuh dengan sendirinya,
sungguh amat ironi bukan mendengarnnya.
Apapun
yang akan bangsa ini buat baik pesawat,kereta apai,kapal laut,mobil,motor
bahkan handphone sekali pun apabila rakyat dari bangsa ini sendiri tidak bangga
dengan karyanya sendiri bagaimana Indonesia mau menjadi Negara yang maju dan
bagaimana pula bangsa asing bisa menghargai Negara ini karena Negara ini saja
tidak bisa menghargai satu sama lain di dalam negerinya sendiri.
Apabila
benar Indonesia akan memproduksi pesawat Regio Pro (R8) pertanyaannya adalah
bisakah rakyat Indonesia menghargai karya bangsanya sendiri? Bisakah rakyat
Indonesia bangga atas karyanya sendiri? Dan apabila pesawat ini jadi dan lulu
uji kelayakan terbang maukah rakyat Indonesia menggunakannya?
Indonesia
sesungguhnya Negara paling kuat dari seluruh Negara yang lainnya tetapi yang
membuat lemah Negara ini adalah kurangnya rasa bangga dan kedaran tentang
Bangsa Indonesia.
Nama : Taufik Maulana/18113806
Tidak ada komentar:
Posting Komentar