Senin, 23 Juni 2014

CITA -CITA dan BANGSA INDONESIA



CITA – CITA Bangsa Indonesia

Menjadi bangsa yang di dalam KURIKULUM PENDIDIKAN nya MEMILIKI mata pelajaran WAJIB yang sekarang belum ada, yaitu PENINGKATAN AHLAK..

Menjadi bangsa yang penduduk LAKI-LAKI nya MAU MELINDUNGI dan MEMBELA terhadap HARGA DIRI dari PEREMPUAN..

Menjadi bangsa yang memiliki PERHATIAN dan TIDAK MERUSAK terhadap LINGKUNGAN yang menyediakan SUMBER DAYA ALAM..

Menjadi bangsa yang MAMPU MENGENDALIKAN segala HAWA NAFSU dari KEBURUKAN..

Menjadi bangsa yang JUGA ikut PEDULI terhadap PENDERITAAN bangsa lain..

https://www.facebook.com/notes/caleg-depok/dua-belas-butir-harapan-untuk-para-wakil-rakyat/142735435929940Menjadi bangsa yang MEMAHAMI ajaran AGAMA nya masing-masing SECARA UTUH dan MENYELURUH..



HARAPAN BANGSA INDONESIA



1. Bermoral dan Beretika Terpuji
Moral dan etika, dua modal utama yang harus dimiliki seorang wakil rakyat. Moral dan etika seperti apa? Tentunya moral dan etika yang terpuji, sesuai dengan agama dan kepribadian bangsa. Tidak korupsi, tidak main wanita, tidak berfoya-foya, apalagi jalan-jalan ke luar negeri dengan uang rakyat dengan modus untuk studi banding pemerintahan. Andai saja setiap orang yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dites moral dan etikanya dahulu, tidak hanya kecerdasannya. Hal ini karena kecerdasan akan kalah dengan nafsu setan yang selalu menggoda manusia.

2. Wakil Rakyat yang Bernurani Rakyat
Wakil rakyat yang tidak mengerti apa yang diinginkan rakyat. Keadaan seperti inilah yang membuat ironis bangsa ini. Bukan hanya tidak mengerti saja, tetapi juga tidak mendengar walaupun didemonstrasi besar-besaran. Andai saja wakil rakyat kita paham apa yang diinginkan rakyatnya, jalan-jalan kota akan minim aksi demonstrasi yang mengganggu arus lalu-lintas kota.

3. Wakil Rakyat untuk Kesejahteraan Rakyat, bukan sebagai Wakil Kesejahteraan Rakyat
DPR dibentuk untuk menjamin kesejahteraan rakyat yang merata di seluruh NKRI dari Sabang sampai Merauke. Tapi faktanya, para anggota DPR lah yang terjamin kesejahteraannya. Seratus delapan puluh derajat dengan keadaan rakyatnya yang terus-menerus hidup dibawah angan-angan kecukupan kebutuhan hidup.

4. Berpenampilan Sederhana seperti Rakyat
Penampilan yang mewah dan gaya hidup glamor selalu ditunjukkan oleh para wakil rakyat beserta keluarganya. Rumah dinas yang mewah, mobil mewah, pakaian mewah, semua serba mewah. Berbeda dengan rakyatnya yang sebagian bergolongan miskin. Rumah terbuat dari tripleks, selalu berjalan kaki bila bepergian walaupun jauh, pakaian seadanya yang tidak nyaman dipakai, dan lain sebagainya yang sangat berlawanan dengan keadaan wakil rakyatnya. Padahal, tanpa orang-orang seperti ini, mereka tidak bisa menjadi wakil rakyat yang selalu menyengsarakan rakyat.

5. Mendahulukan Kepentingan Rakyat daripada Partai
Menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah adalah tugas utama wakil rakyat. Tapi, bagaimana bila wakil rakyat mendahulukan kepentingan partainya karena sebuah “balas budi” peran partai saat pemilu? Ya seperti sekarang, wakil rakyat yang berasal dari partai koalisi pemerintah melupakan siapa yang memilihnya. Padahal, pemilih adalah faktor utama kemenangannya, bukan menunggangi “mobil” partai yang mengekang aspirasi rakyat.

6. Mengumumkan setiap Pemasukan dan Pengeluaran Per Bulan Kepada Rakyat melalui “Jurnal Khusus Harta Anggota Dewan” untuk Publik secara Gratis
Setiap pemasukan dan pengeluaran anggota dewan akan diawasi langsung oleh publik tanpa ada lembaga khusus yang menangani hal ini. Ini dikarenakan agar lembaga pengawas tidak bisa disogok lagi. Jurnal Khusus Harta Anggota Dewan(JKHAD) akan membuat semua perputaran uang di lingkup DPR menjadi transparan dan berkeadilan sehingga praktik-praktik korupsi dapat diminimalisir. Kemudian, tim redaksi dari jurnal ini berasal dari semua perwakilan media massa nasional dan beberapa anggota KPK. Tidak boleh ada satupun anggota dewan yang masuk dalam tim redaksi JKHAD.

7. Membuat Sanksi berupa Pemotongan Gaji dan Menghapus Honor bila Tidak Menghadiri Rapat Rutin Anggota Dewan
Sanksi tersebut harus diberikan karena tidak selayaknya seorang wakil rakyat tidak menghadiri sidang yang menentukan nasib rakyat dengan alasan apapun. Memangnya anggota dewan digaji dari uang rakyat untuk apa? Apakah hanya untuk menitipkan tanda tangan kehadiran atau tidur saat sidang berlangsung?

8. Membuat UU yang Membela Rakyat
Banyak UU yang disahkan DPR menuai protes dari rakyat, diantaranya yaitu UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kebijakan tentang outsourching faktanya menimbulkan kerugian para pegawai kontrak. Mereka seolah-olah disamakan seperti benda yang bila sudah berkurang manfaatnya bisa dibuang. Hal ini sangat tidak membela rakyat dan hanya mementingkan kepentingan sebagian besar pengusaha asing.

9. Mewajibkan Anggota Dewan di Pusat dan Daerah untuk Menggunakan Transportasi Umum ke Kantornya
Lalu lintas yang semakin padat di zaman sekarang seharusnya dicontohkan dahulu oleh para pembuat UU untuk mengutamakan transportasi umum dalam bepergian sehari-hari. Mereka akan sadar bahwa penderitaan rakyat saat menggunakan transportasi umum yang semakin tidak manusiawi, seperti kereta api, membuat hati nurani mereka terbuka akan kesengsaraan rakyatnya. Proyek-proyek untuk membangun fasilitas publik pun tidak akan dikorupsi karena mereka setiap hari merasakan ketidaknyamanan bila pembangunan fasilitas tersebut tersendat dan tidak terawat.

10. Mengundurkan Diri sebagai Anggota DPR apabila telah Melanggar Kode Etik
“Kode etik DPR RI ialah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filisofis dengan aturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh Anggota DPR RI”.(Keputusan DPR RI No. 16/DPR RI/2004-2005 tentang Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia) Jelaslah sudah dari artinya saja mengenai kode etik anggota dewan yang terhormat. Bagi yang melanggarnya, tidak pantas dan memalukan bangsa Indonesia sendiri.

11. Memahami Isi Pancasila
Pancasila memiliki lima sila yang harus dimiliki bangsa Indonesia. Tapi apakah wakil rakyat kita memahaminya dengan baik atau justru tidak hafal secara acak isi sila yang ada pada Pancasila, terlebih untuk menyesuaikan dengan lambang-lambangnya? Saya yakin tidak semua hafal. Seorang menteri saja pernah ditanya oleh seorang reporter acara televisi swasta tentang sila dan lambang dalam Pancasila, beliau justru melempar pertanyaan tersebut kepada security gedung kementriannya. Sungguh ironis bila faktanya wakil rakyat kita seperti itu. Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi landasan hidup dan falsafah negara. Tetapi bila anggota DPR lupa bahkan melupakannya, sebenarnya mereka sungguh tidak pantas duduk di lembaga legislatif negara ini.

12. Melakukan Open House DPR di Senayan Sekali dalam Setahun
Demi terjalinnya silaturahmi yang mempererat hubungan antara rakyat dengan wakilnya, hal ini perlu dilakukan. Mengingat semakin menurunnya kepercayaan rakyat kepada lembaga ini, acara open house yang mungkin bisa dilakukan H+3 lebaran di kantor DPR Senayan dapat mengembalikan image buruk anggota dewan yang terhormat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar